Komunitas Orang Muda Kota Kupang Gelar Aksi Kebersihan

redaksi - Minggu, 28 April 2024 12:57
Komunitas Orang Muda Kota Kupang Gelar Aksi KebersihanAksi pembersihan sampah di area kawasan Pantai Magrove Kecil, Oesapa yang berhasil mengumpulkan 36 kantong sampah yang berasal dari sampah plastik, botol, kain dan sampah lainnya. (sumber: WCDI NTT/ Sinta Nomleni)

KUPANG (Floresku.com) - Pantai Mangrove Kecil, Oesapa di Kota Kupang Sabtu, 27 April 2024, menjadi saksi dari semangat dan inspirasi luar biasa yang dimiliki oleh sejumlah anak muda yang datangdari beragam latar belakang seperti perwakilan komunitas, organisasi lingkungan, pelajar sekolah dan beberapa mahasiswa dari Institut Teknologi Alberth Foenay.

Leader dari WCDI NTT kepada RRI, Norbert Umbu Laki Pali menjelaskan kegiatan yang dilakukan merupakan kepedulian dari berbagai anak muda dalam komunitas dan organisasi yang saling support dan memberikan energi untuk bahu membahu unntuk melakukan clean up.

Tujuan dilakukannya kegiatan aksi bersih oleh WCDI NTT  dapat meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet yang ditinggali oleh manusia saat ini yaitu bumi. 

Bagaimana masyarakat dan anak muda menjaga bumi dari pengelolaan sampah yang tidak teratur dan bagaimana masyarakat dapat mengelola bumi dengan mengusahakan kerja sama dengan sesama manusia.

“Kita bisa berjejaring bersama, sehingga teman- teman bisa memiliki koneksi, saling mendukung untuk keadilan lingkungan . Sementara untuk pemerintah sendiri, kami bersyukur dapat bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Kupang yang sangat antusias juga, dengan truck sampah milik DLHK Kota Kupang yang dari pagi sudah terparkir untuk menunggu pembuangan sampah hasil kegiatan Pantai. 

Kemudian dari kelurahan Oesapa juga memberikan tempat, dan sambutan ramah anak- anak dibawah 10 orang di sekitar area pembersihan yang turut terlibat untuk melakukan aksi pungut sampah” ungkapnya.

Mengapa Pantai Mangrove Kecil di Oesapa yang dipilih untuk lokasi pembersihan, menurut Norbet, banyak masyarakat yang belum terlalu mengenal Pantai Mangrove Kecil ini secara luas.

“Tetapi setelah kami melakukan survey, saya bersama tim WCDI mendapatkan banyak sekali sampah plastik yang berserakan. Padahal di tempat tersebut merupakan tempat pencaharian sumber ekonomi dari masyarakat sekitar sehari- hari seperti mencari ikan, kerang laut dan hasil laut lainnya," ujarnya. 

"Tetapi disitu sangat- sangat banyak sampah plastik, sehingga dari WCDI NTT mencoba untuk melakukan clean up disitu. Kemudian tempat yang ditumbuhi Mangrove, dengan adanya Mangrove ini melindungi daerah- daerah sekitar situ dari angin dan badai dari rumah warga. Membersihkan sampah plasti dari Mangrove dapat membuat Mangrove bertumbuh dengan baik” ungkapnya.

Norbet berpesan kiranya lewat gerakan- gerakan seperti ini semakin banyak anak muda yang mulai sadar terhadap keberadaan sampah sehingga di rumah masing- masing dapat melakukan pemilahan sampah dari rumah tangga dan di manapun anak muda berada sehingga tidak sembarangan membuang sampah.

“Lewat gerakan aksi ini, kita ada hal baru yang dibawa dan bisa dipraktekkan di manapun mereka berada dan sama juga lewat media sosial. Harapannya ketika orang- orang sudah mulai melihat, membaca bahkan menonton dari sekilas cuplikan asrturi teman- teman yang telah hadir tadi, bisa memberikan dampak, sehingga kita tidak lagi terus terkungkung untuk berada didalam satu pikiran untuk membuang sampah sembarangan dan membiarkan bumi kita ini kotor” imbuh mahasiswa Universitas Nusa Cendana ini.

Ia menerangkan, karena sejatinya, bumi kita adalah citra dari kita sebagai manusia. Kitalah yang bisa mengubah sesuatu yang baik menjadi tidak baik, bahkan yang tidak baik menjadi baik. 

Bumi hari ini adalah hasil dari manusia, jika kita menginginkan dan mengharapkan bumi yang lestari, indah dan baik, mulailah dari hal- hall kecil untuk berkontribusi.

Salah satu relawan yang juga datang dari tim WCDI NTT, Sinta Margareta Nomleni yang merupakan seorang mahasiswa, mengatakan aksi bersih Clean Up tadi sangat luar biasa dan seru.

 Relawan-relawan yang datang lumayan banyak, penuh aksi serta antusias yang sangat tinggi dari berbagai macam Komunitas yang berada di Kota Kupang dan dirinya sangat tertarik dengan kedatangan dosen bersama mahasiswanya dari kampus ITAF (Institut Teknologi ALberth Foenay) untuk mengajarkan serta mempraktekan secara langsung mahasiswanya mengenai Kecintaan Alam dan Lingkungan.

“Harapan saya dari WCDI NTT untuk semakin meningkatkan kegiatan seperti ini , memajukan dan merangkul serta berkolaborasi dengan komunitas, organisasi, kampus terlebih Dosen yang mengajar mengenai aksi lingkungan” jelasnya.

Kegiatan yang diinisiasi oleh World Clean Up Day Daerah Nusa Tenggara Timur ini beragendakan pembersihan di area sekitar Pantai Mangrove kecil dengan tekad untuk menjaga keindahan alam dan mengurangi dampak buruk sampah plastik. Melalui langkah nyata ini, para pemuda tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi teladan bagi generasi muda lainnya dalam menjaga kelestarian bumi. (Sumber: AK/RRI-Kupang)

RELATED NEWS